Teman-temanku yang berbahagia, pada kesempatan ini coretanku ini tentang kehidupan orang kaya yang mungkin sering kita pandang bahwa mereka selalu di posisi atas. Apakah demikian? Simak dan resapi ya?
Pada suatu hari, ayah dari sebuah keluarga yang sangat sejahtera membawa anaknya bepergian ke tempat-tempat wisata, antara lain pada suatu daerah yang sebagian besar penduduknya hidup dari hasil pertanian (mirip daerah asal saya hehehehe...) dengan maksud untuk menunjukkan bagaimana kehidupan orang-orang di daerah itu miskin atau serba kekurangan.
Pada suatu hari, ayah dari sebuah keluarga yang sangat sejahtera membawa anaknya bepergian ke tempat-tempat wisata, antara lain pada suatu daerah yang sebagian besar penduduknya hidup dari hasil pertanian (mirip daerah asal saya hehehehe...) dengan maksud untuk menunjukkan bagaimana kehidupan orang-orang di daerah itu miskin atau serba kekurangan.
Keluarga itu menghabiskan waktu berhari-hari di sebuah tanah pertanian milik keluarga yang terlihat sangat miskin.
Karena sudah saatnya pulang, mereka pun kembali ke kota lagi. Biasa diperjalanan, mereka mengobrol banyak hal termasuk pengalaman waktu di tanah pertanian tersebut. Sang ayah bertanya kepada anaknya, "Bagaimana perjalanan tadi nak?"
Karena sudah saatnya pulang, mereka pun kembali ke kota lagi. Biasa diperjalanan, mereka mengobrol banyak hal termasuk pengalaman waktu di tanah pertanian tersebut. Sang ayah bertanya kepada anaknya, "Bagaimana perjalanan tadi nak?"
"Sungguh luar biasa, Pa," jawab si anak.
"Kamu lihat kan bagaimana kehidupan mereka yang miskin?" tanya sang ayah.
"Iya, Pa," jawabnya.
"Jadi, apa yang dapat kamu pelajari dari perjalanan ini?" tanya ayahnya lagi.
Si anak menjawab, "Saya melihat kenyataan bahwa kita mempunyai seekor anjing sedangkan mereka memiliki empat ekor. Kita punya sebuah kolam yang panjangnya hanya sampai ke tengah-tengah taman, sedangkan mereka memiliki sungai kecil yang tak terhingga panjangnya. Hebat ya? Kita memasang lampu taman yang dibeli dari luar negeri dan mereka memiliki bintang-bintang di langit untuk menerangi taman mereka. Beranda rumah kita begitu lebar mencapai halaman depan dan milik mereka seluas horison. Kita tinggal dan hidup di tanah yang sempit sedangkan mereka mempunyai tanah sejauh mata memandang. Kita memiliki pelayan yang melayani setiap kebutuhan kita tetapi mereka melayani diri mereka sendiri. Kita membeli makanan yang akan kita makan, tetapi mereka menanam sendiri. Kita mempunyai dinding indah yang melindungi diri kita dan mereka memiliki teman-teman untuk menjaga kehidupan mereka." Ternyata keluarga tadi sangat kaya ya Pa?
Dengan cerita tersebut, sang ayah tidak dapat berkata apa-apa. Kemudian si anak menambahkan, "Terima kasih, Pa, akhirnya aku tahu betapa miskinnya diri kita."
Teman-teman, terkadang yang terjadi, kita terlalu sering melupakan apa yang kita miliki dan hanya berkonsentrasi terhadap apa yang tidak kita miliki. Padahal kekurangan yang dimiliki seseorang dapat merupakan anugerah bagi orang lain. Semua berdasar pada perspektif setiap pribadi. Salam Dasyat...